MAMUJU, FAJAR -- Kapal tanker MT
Soechi Lesmana, terbakar di Perairan Mamuju, Senin, 27 Agustus, sekira
pukul 03.00 Wita. Peristiwa tersebut, mengakibatkan seorang anak buah
kapal (ABK) asal Tana Toraja tewas dan dua lainnya kritis akibat luka
bakar.
ABK yang tewas bernama Boas, 20 tahun. Sedangkan dua rekannya, Irwan dan Dinar Pardede, mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya. Saat ini kedua korban menjalani perawatan di RSUD Mamuju setelah berhasil dievakuasi.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kapal itu memuat 3.000 KL premium dan solar. Kapal tersebut berlayar dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dan hendak menuju Donggala, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, kapal transit terlebih dahulu membongkar BBM di Depot Pertamina Parepare, Sulsel.
Menurut cerita salah seorang ABK yang juga pengawas atau mandor di MT Soechi Lesmana, Baharuddin, mesin kapal meledak di tengah pelayaran menuju Donggala. Lokasinya diperkirakan sekira 15 mil ke arah barat Pelabuhan Belangbelang, Mamuju.
Belum diketahui apa penyebab meledaknya mesin kapal. Namun yang pasti, saat mesin kapal meledak, ABK yang bertugas di ruang mesin terkena semburan api. Untungnya, ribuan ton premium dan solar tidak terkena rembesan api.
Setelah mendapat informasi adanya kapal tanker terbakar, Polres Mamuju, BPBD Sulbar dan Mamuju, Dinas Kesehatan Sulbar dan tim medis RSUD Mamuju, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung melakukan tindak penyelamatan. Dua speed boat dikerahkan untuk menjemput para korban dan ABK yang masih selamat.
Awalnya, semua pihak menduga, korban yang berhasil dievakuasi akan dibawa ke Pelabuhan Fery Simboro, Mamuju. Ternyata, speed boat yang membawa korban merapat di pinggir Pantai Rangas.
Saat yang lainnya melakukan evakuasi korban, tim SAR gabungan menunggu di Tanjung Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju. Mereka menjemput 20 ABK MT Soechi Lesmana beserta nakhodanya.
Proses evakuasi ini dilakukan bertahap, sebab hanya dua speed boat yang digunakan mengevakuasi korban. Pertama yang diangkut adalah korban yang meninggal dan yang menderita luka bakar paling parah. Kemudian menyusul korban lainnya.
Dengan menggunakan ambulans, semua awak kapal nahas tersebut dilarikan ke RSUD Mamuju guna menjalani perawatan. Sementara korban meninggal, disimpan di kamar jenazah sembari menunggu kerabatanya menjemput.
Baharuddin menceritakan, pertolongan pertama yang didapatkan datang dari nelayan yang kebetulan mencari ikan di Perairan Mamuju. Beberapa jam kemudian, melintas kapal tanker berbendera Yunani yang hendak menuju Australia.
Kasat Reskrim Polres Mamuju, AKP Muhammad Erwin mengatakan, setelah mendengar peristiwa tanker terbakar, Kapolres Mamuju, AKBP Darwis Rincing langsung memerintahkan seluruh jajarannya melakukan tindakan penyelamatan.
Terbakarnya kapal tanker Soechi Lesmana di perairan Mamuju ditanggapi pihak Depot Pertamina Parepare. Sales Refresentatif (SR) Pertamina Parepare, Alam Kanda, mengungkapkan sebelum mengalami nahas, Suci Lesmana baru saja melakukan pembongkaran BBM di Depot Pertamina Parepare. Sebelum menuju ke Donggala, Sulawesi Tengah.
Ketika ditanya soal taksiran kerugian dengan terbakarnya tanker tersebut, Alam berujar bahwa pihaknya tidak tahu menahu. Alasannya, muatan barang untuk setiap depot tidak sama. Parepare sendiri butuh 5000 KL dari kapal tanker Soechi Lesmana. Masing-masing 3000 KL premium dan 2000 KL solar. “Semua bergantung permintaan," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Depot Pertamina Donggala, Sukamto, mengatakan kapal tersebut membawa 1.000 KL solar dan 2.000 KL premium. Menurut Sukamto, dengan terbakarnya tanker, maka Pertamina Balikpapan menyiapkan tanker Golden Fill sebagai pengganti. Tanker ini memuat 2.000 KL solar dan 4.000 KL premium dan dijadwalkan tiba di Depot Pertamina Donggala 29 Agustus. "Semoga tidak ada halangan dan bisa sampai di Depot Donggala,” ujar Sukamto.(far-dan/ars)
ABK yang tewas bernama Boas, 20 tahun. Sedangkan dua rekannya, Irwan dan Dinar Pardede, mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya. Saat ini kedua korban menjalani perawatan di RSUD Mamuju setelah berhasil dievakuasi.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kapal itu memuat 3.000 KL premium dan solar. Kapal tersebut berlayar dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dan hendak menuju Donggala, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, kapal transit terlebih dahulu membongkar BBM di Depot Pertamina Parepare, Sulsel.
Menurut cerita salah seorang ABK yang juga pengawas atau mandor di MT Soechi Lesmana, Baharuddin, mesin kapal meledak di tengah pelayaran menuju Donggala. Lokasinya diperkirakan sekira 15 mil ke arah barat Pelabuhan Belangbelang, Mamuju.
Belum diketahui apa penyebab meledaknya mesin kapal. Namun yang pasti, saat mesin kapal meledak, ABK yang bertugas di ruang mesin terkena semburan api. Untungnya, ribuan ton premium dan solar tidak terkena rembesan api.
Setelah mendapat informasi adanya kapal tanker terbakar, Polres Mamuju, BPBD Sulbar dan Mamuju, Dinas Kesehatan Sulbar dan tim medis RSUD Mamuju, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung melakukan tindak penyelamatan. Dua speed boat dikerahkan untuk menjemput para korban dan ABK yang masih selamat.
Awalnya, semua pihak menduga, korban yang berhasil dievakuasi akan dibawa ke Pelabuhan Fery Simboro, Mamuju. Ternyata, speed boat yang membawa korban merapat di pinggir Pantai Rangas.
Saat yang lainnya melakukan evakuasi korban, tim SAR gabungan menunggu di Tanjung Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju. Mereka menjemput 20 ABK MT Soechi Lesmana beserta nakhodanya.
Proses evakuasi ini dilakukan bertahap, sebab hanya dua speed boat yang digunakan mengevakuasi korban. Pertama yang diangkut adalah korban yang meninggal dan yang menderita luka bakar paling parah. Kemudian menyusul korban lainnya.
Dengan menggunakan ambulans, semua awak kapal nahas tersebut dilarikan ke RSUD Mamuju guna menjalani perawatan. Sementara korban meninggal, disimpan di kamar jenazah sembari menunggu kerabatanya menjemput.
Baharuddin menceritakan, pertolongan pertama yang didapatkan datang dari nelayan yang kebetulan mencari ikan di Perairan Mamuju. Beberapa jam kemudian, melintas kapal tanker berbendera Yunani yang hendak menuju Australia.
"Kapal asing tersebutlah yang membawa kami hingga merapat sekira
dua mil dari bibir pantai Mamuju," tutur Baharuddin saat berada di
Musala RSUD Mamuju, sore kemarin.
Sementara itu, nakhkoda MT Soechi Lesmana, Arif Kurniawan, tampak shock. Meski tidak mengalami luka, ia tampak tertekan melihat anak buahnya menjadi korban. Apalagi ia harus menjalani interogasi dari pihak kepolisian.
Sementara itu, nakhkoda MT Soechi Lesmana, Arif Kurniawan, tampak shock. Meski tidak mengalami luka, ia tampak tertekan melihat anak buahnya menjadi korban. Apalagi ia harus menjalani interogasi dari pihak kepolisian.
Ia menegaskan pasca peristiwa tersebut, tak ada lagi
penumpang di kapal. Semuanya sudah dievakuasi. Ia juga mengatakan, saat
dievakuasi kapal belum tenggelam.
Kasat Reskrim Polres Mamuju, AKP Muhammad Erwin mengatakan, setelah mendengar peristiwa tanker terbakar, Kapolres Mamuju, AKBP Darwis Rincing langsung memerintahkan seluruh jajarannya melakukan tindakan penyelamatan.
"Kita lalu menghubungi seluruh stakeholder terkait untuk ikut membantu," kata Erwin.
Bongkar BBM di Parepare
Terbakarnya kapal tanker Soechi Lesmana di perairan Mamuju ditanggapi pihak Depot Pertamina Parepare. Sales Refresentatif (SR) Pertamina Parepare, Alam Kanda, mengungkapkan sebelum mengalami nahas, Suci Lesmana baru saja melakukan pembongkaran BBM di Depot Pertamina Parepare. Sebelum menuju ke Donggala, Sulawesi Tengah.
Alam Kanda mengatakan, meski MT Soechi Lesmana bukan milik
Pertamina, namun selama ini, kapal tersebut mengangkut BBM dari
Balikpapan ke Parepare. Karenanya, ia juga turut prihatin atas musibah
tersebut.
Ketika ditanya soal taksiran kerugian dengan terbakarnya tanker tersebut, Alam berujar bahwa pihaknya tidak tahu menahu. Alasannya, muatan barang untuk setiap depot tidak sama. Parepare sendiri butuh 5000 KL dari kapal tanker Soechi Lesmana. Masing-masing 3000 KL premium dan 2000 KL solar. “Semua bergantung permintaan," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Depot Pertamina Donggala, Sukamto, mengatakan kapal tersebut membawa 1.000 KL solar dan 2.000 KL premium. Menurut Sukamto, dengan terbakarnya tanker, maka Pertamina Balikpapan menyiapkan tanker Golden Fill sebagai pengganti. Tanker ini memuat 2.000 KL solar dan 4.000 KL premium dan dijadwalkan tiba di Depot Pertamina Donggala 29 Agustus. "Semoga tidak ada halangan dan bisa sampai di Depot Donggala,” ujar Sukamto.(far-dan/ars)
0 komentar:
Posting Komentar